Harga
pokok produksi adalah proses pengumpulan, pengelompokkan dan pembebanan
biaya-biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik untuk mengolah bahan
baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Metode tradisional dikenal
dengan istilah akuntansi biaya tradisional. Akuntansi biaya tradisional,
membebankan BOP ke unit produk individual dengan menggunakan jam kerja langsung
atau jam kerja mesin. Dalam sistem biaya Tradisional, pemicu biaya yang
digunakan hanya didasarkan atas unit saja, yang diukur dalam jam kerja langsung,
jam mesin, atau biaya bahan. Pemicu aktivitas atas dasar unit merupakan
faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya ketika jumlah unit yang
dihasilkan berubah. Selain sistem biaya Tradisional, terdapat perhitungan harga
pokok produksi berdasarkan aktivitas yang kita kenal dengan nama Activity Based Costing (ABC). Metode Activity Based Costing mendasarkan pada
anggapan bahwa jika produk mengkonsumsi banyak sumber daya overhead (memakai banyak aktivitas), maka produk tersebut harus
menanggung BOP yang lebih besar daripada produk lain yang hanya mengkonsumsi
sumber daya sedikit. “Activity Based
Costing adalah pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber
daya ke objek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas
yang dilakukan untuk objek biaya tersebut”. Aktivitas adalah kumpulan tindakan
yang dilakukan dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya
berdasarkan aktivitas.
Akuntansi biaya tradisional, dalam
membebankan BOP melibatkan 2 tahap yaitu (1) BOP dibebankan ke unit
organisasional (departemen), dan (2) kemudian BOP dibebankan ke produk.
Sedangkan dalam sistem ABC, tahap yang pertama adalah mengusut biaya ke
aktivitas di pusat kegiatan atau cost
pool (bukan pembebanan ke unit organisasi), dan tahap yang kedua adalah
pembebanan biaya ke produk. Perbedaan mendasar antara metode Activity Based
Costing dengan metode tradisional adalah dalam pembebanan BOP. Pada tahap
kedua, penekanannya adalah atributasi secara langsung (dengan mencari hubungan
sebab dan akibat), sedangkan pada metode tradisional tahap ini kebanyakan
menggunakan alokasi dan mengabaikan hubungan sebab akibat. ABC menggunakan
pemacu biaya aktivitas yang berdasarkan unit (unit-based activity driver) dan menggunakan cost driver yang berdasarkan pada non-unit (nonunit-based activity driver). Perbedaan lain antara sistem ABC
dan sistem tradisional adalah bahwa semua sistem ABC merupakan sistem
perhitungan biaya dua tahap, sementara sistem tradisional bisa merupakan sistem
perhitungan satu atau dua tahap tergantung dari departemen atau pusat biaya
lain dibuat. Beberapa sistem tradisional ada yang terdiri satu tahap akan
tetapi tidak ada sistem ABC yang hanya terdiri dari satu tahap.
Sistem
perhitungan biaya berdasarkan volume dapat menyediakan biaya yang cukup akurat.
Hal tersebut dapat terjadi ketika operasi perusahaan memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Lini
produk dan jasa yang hanya beberapa dan mirip.
b. Biaya
overhead yang relatif rendah.
c. Proses
konversi yang homogen untuk seluruh produk atau jasa.
d. Jalur
distribusi, permintaan pelanggan dan pelanggan yang serupa.
Dalam
sistem tradisional, biaya overhead diasumsikan proporsional dengan jumlah unit
yang diproduksi. Namun pada kenyataannya banyak biaya yang tidak berhubungan
dengan volume produksi. Hal ini dapat menyebabkan distorsi/kekeliruan
pembebanan biaya. Keterbatasan utama dari sistem penentuan harga pokok
tradisional adalah penggunaan tarif tunggal yang mendasarkan pada volume. Distorsi
dari sistem biaya overhead berdasarkan volume meningkat ketika keanekaragaman
produk meningkat, karena sistem biaya ini:
a. Dirancang
untuk menentukan biaya produk secara keseluruhan, bukan berdasarkan
karakteristik-karakteristik unit produksi dalam operasi yang berbeda.
b. Menggunakan
penggerak biaya yang berlaku di seluruh perusahaan dan mengabaikan perbedaan
aktivitas untuk produk atau proses produksi yang berbeda dalam pabrik atau departemen.
c. Menggunakan
volume aktivitas untuk seluruh operasi seperti jam atau nilai dolar (satuan
mata uang) tenaga kerja langsung sebagai dasar untuk mendistribusikan biaya overhead ke seluruh produk sementara
aktivitas tertentu adalah bagian kecil dari aktivitas keseluruhan.
d. Kurang
menekankan analisa produk jangka panjang.
ABC
system menjadikan aktivitas sebagai
titik pusat kegiatan. Oleh karena aktivitas dapat dijumpai baik di perusahaan
manufaktur, jasa, maupun perusahaan retail,
maka ABC system dapat diterapkan sama
baiknya di ketiga tipe perusahaan tersebut. Dengan sistem Activity Based Costing ini, untuk pertama kalinya perusahaan jasa
dan perusahaan dagang dapat memanfaatkan sistem informasi biaya yang sangat
bermanfaat untuk mengurangi biaya dan penentuan kos produk atau jasa. Manfaat
penggunaan metode Activity Based Costing
antara lain:
a. Meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan
Penerapan metode activity based costing akan meningkatan
ketepatan pengambilan keputusan karena penentuan harga pokok produk lebih
informatif. Keputusan yang tidak tepat sering terjadi karena informasi
berdasarkan unit yang disajikan mengalami distorsi. Metode activity based costing mencegah timbulnya distorsi dalam penentuan
harga pokok produk.
b. Aktivitas
perbaikan secara terus-menerus untuk mengurangi biaya overhead pabrik
Umumnya perusahaan saat ini
menginginkan adanya penurunan biaya overhead pabrik. Penurunan biaya overhead
pabrik tersebut dilakukan dengan cara menetapkan perbaikan secara terus-menerus
(continous improvement). Apabila
perusahaan menetapkan metode activity
based costing, manajer akan memahami bahwa aktivitas akan memicu timbulnya
biaya. Oleh karena itu aktivitas-aktivitas yang tidak ada nilai tambah harus
dihilangkan. Dengan demikian akan memaksa manajemen untuk menyederhanakan
operasi. Misalnya denagn mengurangi aktivitas penanganan persediaan, akan
mengurangi biaya total.
c. Mempermudah
menentukan relevant cost
Penerapan metode activity
based costing akan memberikan kemudahan dalam memperoleh relevant cost untuk keputusan yang lebih
luas. Misalkan jika suatu keputusan yang diajukan akan menurunkan atau justru
meningkatkan aktivitas yang berlevel batch,
maka pembuatan keputusan dapat memperkirakan penurunan atau peningkatan biaya
yang akan terjadi.
*) Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar